August 4, 2010

Harry Potter and The Deathly Hallows

sinopsis, ringkasan, ikhtisar…Harry Potter 7 (Harry Potter and the Deathly Hallows)

Gue agak tergila-gila sama Harry Potter. Bukunya ya, bukan filmnya. Mungkin bukunya yang ke 6 udah gue baca lebih dari 10 kali (hehe). Walaupun begitu sepertinya kegilaan terhadap buku ini tidak bisa menghilangkan kebencian gue terhadap bahasa Inggris sehingga walaupun bukunya udah ada, sampai sekarang aku tidak berminat baca langsung. Mending nunggu yang bahasa Indonesia deh. Untungnya, Endi, laki-laki yang sudah 5 tahun ini menjadi pacarku (agak aneh ya kedengerannya) rela membaca dan menyelesaikan HP versi Inggris dan menceritakan isinya secara lisan. Hehe..
Tapi, beruntung, di Wikipedia pun ternyata sinopsisnya udah ada. Nah, untuk orang2 yang penasaran juga, silakan membaca. *SPOILER ALERT*
:)
____________________
harry-potter-uk-covers.jpg
Buku ketujuh diawali dengan Voldemort dan para Pelahap Mautnya di rumah Lucius Malfoy, yang merencanakan untuk membunuh Harry Potter sebelum ia dapat bersembunyi kembali. Meminjam tongkat sihir Lucius, Voldemort membunuh tawanannya, Profesor Charity Burbage, guru Telaah Muggle di Hogwarts, atas alasan telah mengajarkan subyek tersebut dan telah menganjurkan agar paradigma kemurnian darah penyihir diakhiri.
Harry telah siap untuk melakukan perjalanannya dan membaca obituari Albus Dumbledore; dan terungkaplah bahwa ayah Dumbledore, Percival, adalah seorang pembenci non-penyihir dan telah membunuh banyak Muggle, dan meninggal di Penjara Azkaban atas kejahatannya. Harry kemudian meyakinkan keluarga Dursley bahwa mereka harus segera meninggalkan rumah mereka untuk menghindarkan diri dari para Pelahap Maut. Keluarga Dursley kemudian pergi menyembunyikan diri dengan dikawal sepasang penyihir setelah sebelumnya Dudley melontarkan pengakuan bahwa ia peduli akan Harry.
Bersama-sama dengan anggota Orde Phoenix, Harry kemudian pergi dari rumah Dursley ke The Burrow. Dalam perjalanan itu, Hedwig, burung hantu Harry, terbunuh oleh kutukan pembunuh; George Weasley kehilangan sebelah telinganya; Mad-Eye Moody dibunuh oleh Voldemort sendiri. Belakangan, Harry mendapatkan penglihatan mengenai pelariannya; tongkat sihirnya telah bereaksi dengan tongkat sihir pinjaman Voldemort, menghancurkannya, dan ia juga kemudian mendapatkan penglihatan ketika Voldemort menanyai Ollivander si pembuat tongkat sihir, mengenai mengapa hal itu dapat terjadi.
Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir tiba di kediaman Weasley dan memberikan warisan Dumbledore untuk mereka: Delumintaor untuk Ron (alat seperti korek api yang dapat memadamkan cahaya); buku mengenai kisah anak-anak untuk Hermione; dan untuk Harry, pedang Godric Gryffindor dan snitch pertama yang ditangkap Harry. Namun demikian, pedang tersebut ditahan, karena menurut kementerian pedang tersebut bukanlah milik Dumbledore. Ketiganya berusaha mencari tahu apa dibalik ketiga benda yang diberikan kepada mereka itu. Sehari kemudian adalah hari pernikahan Fleur Delacour dan Bill Weasley.
Setelah diberitakan bahwa Voldemort telah berhasil mengambil alih Kementerian Sihir; Harry, Ron, dan Hermione kemudian bersembunyi di Grimmauld Place nomor 12, rumah yang diwariskan Sirius Black kepada Harry. Ketiganya kemudian menyadari bahwa inisial R.A.B. pada liontin yang didapatkan Dumbledore dan Harry dalam buku keenam adalah Regulus Arcturus Black, adik Sirius. Mereka mulai mencari Horcrux yang dicuri Regulus di rumah keluarga Black itu. Dari Kreacher, mereka mengetahui bahwa ia telah membantu Regulus untuk mendampingi Voldemort menempatkan Horcrux berbentuk liontin itu di gua. Ketika Regulus merasa kecewa dengan Dumbledore, ia memerintahkan Kreacher untuk kembali ke gua dan menukar liontin dengan yang palsu. Regulus terbunuh dalam proses itu. Pada akhirnya, mereka bertiga menyadari bahwa Mundungus Fletcher telah mencuri liontin tersebut dan memberikannya kepada Dolores Umbridge.
Setelah selama satu bulan memata-matai Kementerian Sihir, ketiganya berhasil mengambil Horcrux dari Umbridge. Dalam prosesnya, tempat persembunyian mereka diketahui dan terpaksa melarikan diri ke daerah terpencil, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan tidak dapat lama tinggal di suatu tempat.
Dalam waktu beberapa bulan berpindah-pindah, mereka mendengar bahwa pedang Godric Gryffindor sebenarnya adalah palsu, dan ada yang melakukan sesuatu terhadap pedang aslinya. Dari Phineas Black, Harry mendapatkan bahwa pedang itu terakhir kali digunakan Dumbledore untuk menghancurkan salah satu Horcrux, Cincin Gaunt. Ron kemudian berselisih paham dengan Harry, dan pergi meninggalkan Harry dan Hermione. Harry dan Hermione kemudian pergi ke Godric’s Hollow untuk mencari tahu apakah Dumbledore telah meninggalkan pedang itu di sana.
Di Godric’s Hollow, keduanya mengunjungi tempat pemakaman keluarga di mana keluarga Potter dan Dumbledore dikuburkan. Di Godric’s Holow, mereka juga menemui Bathilda Bagshot, seorang kawan lama Dumbledore yang mengarang buku Sejarah Sihir. Di rumah Bagshot mereka menemukan gambar penyihir hitam Grindelwald, sanak Bagshot, yang pada masa lalu adalah kawan masa kecil Albus Dumbledore. Namun demikian, ternyata mereka terperangkap, karena “Bagshot” itu merupakan penjelmaan ular Voldemort, Nagini. Mereka berhasil melarikan diri dari Voldemort, tetapi tongkat sihir Harry hancur dalam kejadian itu.
Dalam pelarian mereka, Harry akhirnya menemukan bahwa pedang Godric Gryffindor tersembunyi di sebuah kolam beku di tengah sebuah hutan. Ia menyelam ke dalamnya dan mendapati pedang dan kalung liontin Horcrux Voldemort. Kalung itu mencoba mencekik Harry dan hampir menenggelamkannya hingga mati kalau tidak ditolong oleh Ron yang kembali. Keduanya menghancurkan Horcrux dengan pedang itu.
Ketiganya kemudian berbicara kepada Xenophilius Lovegood, ayah Luna Lovegood, dan menanyakan kepada mereka mengenai lambang Grindelwald yang telah berkali-kali muncul selama perjalanan mereka. Di rumah Lovegood, Harry, Ron, dan Hermione mendapatkan kisah penyihir kuno mengenai tiga bersaudara yang mengalahkan kematian, dan masing-masing mendapatkan benda sihir sebagai hasilnya – tongkat sihir yang tak terkalahkan (Elder Wand—tongkat sihir tetua), batu sihir yang dapat menghidupkan kembali yang telah mati (Resurrection Stone—batu kebangkitan), dan Jubah Gaib (jubah tembus pandang) yang tidak lekang oleh waktu. Harry menyadari bahwa jubah yang dimilikinya adalah adalah Jubah Gaib, dan segera menemukan bahwa Lovegood telah berkhianat dan menyerahkan mereka ke Kementerian. Luna, putrinya, telah ditawan dan Xenophilius berpikir untuk menyerahkan Harry Potter sebagai ganti tawanan. Ketiganya meloloskan diri dan berpikir untuk mengumpulkan ketiga benda sihir Deathly Hallows, untuk mengalahkan Voldemort.
Harry, Ron, dan Hermione kemudian tertangkap dan dibawa ke rumah Malfoy. Di sana, Hermione disiksa dan diinterogasi oleh Bellatrix Lestrange untuk mengetahui bagaimana mereka memperoleh pedang Godric Gryffindor, karena ia berpikir bahwa mereka telah mencurinya dari lemari besinya di Gringotts. Di bawah tanah, Harry dan Ron dipenjarakan bersama-sama dengan Dean Thomas, goblin Griphook, pembuat tongkat sihir Ollivander, dan Luna Lovegood. Harry berusaha mencari pertolongan dan Dobby muncul untuk menyelamatkannya. Dalam usaha meloloskan diri, mereka dihadang Wormtail yang kemudian terbunuh karena tercekik oleh tangan perak Wormtail yang dibuat Voldemort tanpa berhasil ditolong oleh Ron dan Harry. Mereka berdua kemudian menolong Hermione dengan bantuan Dobby, yang tewas dibunuh oleh Bellatrix.
Harry dan kedua sahabatnya kemudian berusaha mencari rencana baru. Ia menanyai Ollivander mengenai Elder Wand dan mendapati bahwa pemilik terakhirnya adalah Dumbledore. Ia berusaha untuk mencegah Voldemort mengambilnya dari makam Dumbledore. Dibantu Griphook, Hermione menyamar sebagai Bellatrix Lestrange dan bersama-sama Harry dan Ron memasuki lemari besi Bellatrix di Bank Gingrott’s. Di sana mereka menemukan satu lagi Horcrux, piala Hufflepuff. Griphook kemudian mengkhianati mereka dan melarikan diri dan mencuri pedang Godric Gryffindor. Harry, Ron, dan Hermione berhasil melarikan diri, tetapi Voldemort menyadari bahwa mereka mencari Horcrux-Horcruxnya.
Harry mendapatkan penglihatan segera setelah pelarian mereka; ia dapat melihat melalui mata Voldemort dan mengetahui pikirannya. Voldemort telah mendatangi tempat-tempat Horcurxnya disembunyikan dan mengetahui bahwa mereka telah lenyap dan hancur. Secara ceroboh, Voldemort mengungkapkan bahwa Horcrux terakhir berada di Hogwarts. Ketiganya segera pergi ke Hogsmeade untuk mencari jalan masuk ke sekolah Hogwarts. Di Hogsmeade, mereka disudutkan oleh para Pelahap Maut dan diselamatkan oleh Aberforth Dumbledore. Aberforth membuka jalan terowongan ke Hogwarts di mana mereka disambut oleh Neville Longbottom. Setelah menyelamatkan jiwa Draco Malfoy, Harry menemukan Mahkota Ravenclaw tersembunyi di Kamar Kebutuhan dan benda itu dihancurkan.
Di Shrieking Shack, mereka mendapati Voldemort membunuh Severus Snape dengan tujuan untuk mentransfer kekuatan Elder Wand kepada dirinya sendiri. Dalam sekaratnya, Snape memberikan memorinya kepada Harry. Dari memori itu terungkap bahwa Snape berada di sisi Dumbledore, didorong dengan cinta seumur hidupnya kepada Lily Potter. Snape telah diminta Dumbledore untuk membunuh dirinya jika situasinya mengharuskan demikian; karena bagaimanapun juga hidupnya tidak akan lama lagi akibat kutukan yang terdapat di Horcrux Cincin Gaunt. Selanjutnya, terungkap pula bahwa Harry adalah Horcrux terakhir Voldemort, dan ia harus mati juga sebelum Voldemort dapat dibunuh. Pasrah akan nasibnya, Harry mengorbankan diri dan Voldemort melancarkan kutukan untuk membunuhnya. Tapi alih-alih membunuh Harry, kutukan itu malah menghancurkan bagian dari jiwa Voldemort yang terdapat di tubuhnya. Pada akhirnya, setelah Nagini dibunuh oleh Neville, Voldemort kemudian terbunuh setelah mencoba menggunakan Kutukan pembunuh Avada Kadavra terhadap Harry. Kutukan itu berbalik menyerang Voldemort sendiri oleh Elder Wand.
Dalam kisah di akhir buku, pada tahun 2017, 19 tahun setelah Pertempuran di Hogwarts, Harry dan Ginny Weasley telah memiliki tiga anak bernama James, Albus Severus, dan Lily. Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi di Hogwarts. Ron dan Hermione telah memiliki dua anak bernama Rose dan Hugo. Draco Malfoy memiliki anak bernama Scorpius. Mereka seluruhnya bertemu di stasius kereta api King’s Cross, untuk mengantar anak-anak mereka bersekolah ke Hogwarts. Di sana diungkapkan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi setelah kekalahan Pangeran Kegelapan.
————————-
diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Harry_Potter_and_the_Deathly_Hallows

August 1, 2010

PM Palestina Undang SBY ke Gaza

Melalui Anda, saya mengundang Presiden Indonesia untuk mengunjungi Gaza,” ujar Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya saat menerima Delegasi Kemanusiaan Indonesia, ACT dan BSMI di ruang pertemuan Perdana Menteri, Gaza City, Palestina, Kamis 29 Juli 2010. Haniya menganggap penting peranan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dalam upaya mendukung perjuangan Bangsa Palestina menuju kemerdekaannya.

Sebelumnya, masing-masing ketua tim BSMI dan ACT menyampaikan rencana program dan bantuan yang diberikan kepada bangsa dan masyarakat Palestina kepada PM Ismail Haniya. Dalam kesempatan itu, Haniya didampingi oleh beberapa pejabat penting Palestina lainnya antara lain Deputi Menteri Luar Negeri Palestina, DR. Ahmed Yousef dan pejabat kementerian lainnya. Ketua Tim ACT, Imam Akbari yang juga Vice Presiden Program ACT menyatakan atas nama masyarakat Indonesia merasa kagum atas semangat perjuangan Bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan.

“Apa yang kami lihat dan saksikan selama sepuluh hari di Gaza dan Palestina umumnya, perjuangan dan semangat hidup bangsa ini telah memberi kami inspirasi luar biasa. Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Perdana Menteri Ismail Haniya selaku pemimpin bangsa yang mulia ini dan masyarakat Palestina umumnya,” kata Imam Akbari.

Tidak lupa Imam Akbari juga memberikan apresiasi luar biasa kepada seluruh jajaran Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Tinggi serta Kementerian Sosial Palestina dalam upaya kerja sama lembaga kemanusiaan ACT untuk mewujudkan program-programnya di Gaza. Selain mengunjungi beberapa panti asuhan anak yatim dan anak-anak korban serangan Israel dan memberikan bantuan langsung, ACT juga bersilaturahim dengan beberapa perguruan tinggi di Gaza yang berharap bisa bekerja sama dengan Perguruan Tinggi di Indonesia. “Alhamdulillah, kami juga telah difasilitasi untuk segera mewujudkan program utama kami di Gaza untuk membangun Sekolah Indonesia di wilayah Bait Lahia, Gaza Utara,” terang Imam.

Selama sepuluh hari berada di Gaza, dan mengunjungi wilayah-wilayah lainnya di Palestina seperti Khan Younis dan Gaza Utara. Beberapa panti asuhan dan panti rehabilitasi anak seperti The Mercy Association for Children dan Al Zahra Development Associaton sempat dikunjungi tim ACT. Di tempat itu, tim ACT memberikan dan membacakan kartu pos dari anak Indonesia untuk anak-anak Palestina. Anak-anak itu sangat bahagia menerima kartu pos dan bersemangat untuk menulis balasan kartu pos untuk Anak Indonesia. Selain itu, mereka juga menggambar suasana Gaza yang terekam dalam pandangan dan perasaan mereka. Gambar-gambar tersebut akan dibawa tim ACT untuk diperlihatkan kepada anak-anak di Indonesia.

Mendengar penyampaian program dari delegasi Indonesia, PM Ismail Haniya merasa senang dan menyambut antusias. “Semua program yang disampaikan oleh tim kemanusiaan Indonesia menunjukkan bahwa Palestina tidak sendirian dalam memerjuangkan kemerdekaannya. Saya percaya, Indonesia akan menjadi bagian dari sejarah perjuangan bangsa kami untuk meraih kemerdekaan yang kami cita-citakan,” ujar Haniya.

Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di Indonesia, tentu saja akan sangat strategis pengaruh dan dampak dari program kemanusiaan di tanah Palestina yang masih terus berjuang melawan penjajahan dan meraih kemerdekaan. Wajar jika dalam kesempatan itu, PM Ismail Haniya mengundang Presiden RI, Bambang Susilo Yudhoyono untuk mengunjungi Gaza, Palestina. “Saya telah menerima kunjungan Delegasi Parlemen Indonesia beberapa waktu lalu, sekarang melalui Anda, Saya mengundang Presiden Indonesia untuk berkunjung ke Gaza,” ajak Haniya seraya diamini oleh seluruh anggota delegasi Indonesia.

Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih dua jam itu diakhiri dengan pemberian cinderamata kepada seluruh anggota delegasi kemanusiaan Indonesia. Ketua tim menerima plakat ucapan terima kasih dari Pemerintah Palestina dan masing-masing anggota delegasi dikalungi syal khas Palestina dengan tanda tangan khusus dari PM Ismail Haniya. Di ujung syal tersebut tertulis dalam bahasa Arab, “Akhukum, Ismail Haniya. Perdana Menteri Palestina”. Bahasa yang indah dan mencerminkan kerendahan hati pemberinya.

Sebelumnya, Imam Akbari juga mengalungkan syal dari ACT dan menghadiahi sebuah plakat program ACT bertuliskan “Simpathy of Solidarity Palestina”. PM merasa senang dengan hadiah tersebut. Babak baru program kemanusiaan ACT di Palestina baru dimulai, kerja keras untuk mewujudkan berdirinya Sekolah Indonesia di Gaza harus ditingkatkan dan memerlukan sinergi lebih luas dari seluruh masyarakat dan elemen kemanusiaan Indonesia. Semoga bisa segera terwujud. (gaw, Gaza)

ACT Bangun Sekolah Indonesia di Gaza

GAZA (ACT) - Aksi Cepat Tanggap mendapat hak pengelolaan tanah seluas 5000 meter persegi di Bait Lahiya, Gaza Utara, untuk pendirian Sekolah Indonesia. Pemerintah dan warga Gaza menyambut antusias rencana pembangunan sekolah tersebut.

Relawan ACT, Bayu Gawtama dari Gaza melaporkan, kepastian pemberian tanah tersebut disampaikan Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Tinggi Palestina melalui Jamaal Abd Al Baari, Director Design and Supervision, di kantor Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Tinggi Palestina, Rabu (28/7/2010) siang waktu setempat. Kabar itu disampaikan kepada dua relawan ACT yang sudah sepekan lebih berada di Gaza, Imam Akbari dan Bayu Gawtama.

Jamaal menyampaikan, pihaknya dengan senang hati menyambut rencana program ACT dan masyarakat Indonesia untuk membangun sekolah di Gaza, sebab ratusan sekolah sudah hancur dan sebagian besar rata dengan tanah akibat serangan militer Israel pada Januari 2009 lalu. Pemerintah Palestina kesulitan untuk membangun kembali sekolah-sekolah yang hancur lantaran keterbatasan dana dan akses bantuan dari luar. Akibatnya, banyak anak-anak yang tidak dapat melanjutkan sekolah, sebagian lagi harus mengikuti jadwal pergantian jam sekolah karena keterbatasan sarana pendidikan.

“Karena sekolah kami terbatas, maka jadwal sekolah harus dibuat menjadi dua pergantian jam sekolah,” terang Ahmed Al Najjar, Direktur Hubungan Internasional Kementerian Pendidikan Palestina.

Rencananya, Sekolah Indonesia yang akan dibangun terdiri dari 24 ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, dapur, mushola, lapangan olahraga, area publik, perpustakaan dan ruang laboratorium komputer.

“Ini merupakan sekolah besar standar UNESCO,” ujar Jamaal setelah menjelaskan disain sekolah.

“Apakah boleh kami menggunakan nama SEKOLAH INDONESIA untuk gedung sekolah ini?” tanya Imam Akbari kepada Jamaal maupun Ahmed Al Najjar.

“Tentu saja, ini penting buat kami jika ada bantuan dari saudara-saudara muslim Indonesia. Kami sangat senang jika memang benar namanya tertulis SEKOLAH INDONESIA,” tegas Jamaal.

Bagi Jamaal, Ahmed dan kebanyakan masyarakat Palestina tahu persis bahwa Indonesia adalah negara dengan pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Namun Tim ACT juga menjelaskan bahwa sumbangan dari masyarakat Indonesia ini juga berasal dari masyarakat non muslim.

“Indonesia memang negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, namun sumbangan untuk pembangunan Sekolah Indonesia ini juga didukung oleh masyarakat Indonesia lainnya,” ungkap Imam Akbari, Vice President Program ACT.

Selanjutnya, pihak Kementerian Pendidikan Palestina akan memberikan surat keterangan penggunaan tanah seluas 5000 meter persegi itu sebagai bukti bahwa ACT sudah mendapat izin untuk membangun sekolah.

Ketika tim ACT berkunjung ke Bait Lahia, masyarakat kota tersebut ikut menyambut senang rencana pembangunan sekolah di Bait Lahia. Bait Lahia adalah salah satu kota di Gaza Utara yang sering menjadi sasaran serangan militer Israel.

Ini merupakan langkah awal rencana pembangunan Sekolah Indonesia, perlu dukungan dan kerja keras, kerja sama dari seluruh masyarakat Indonesia untuk mewujudkan bukti peduli bangsa ini pada bangsa Palestina sebagai bangsa yang mencita-citakan kemerdekaannya.

Salurkan wujud peduli anda ke rekening: BCA 676 030 0860, Mandiri 101 000 563 4264, BSM 101 000 5557, Muamalat 304 002 3015 semua a/n Aksi Cepat Tanggap. (*)

Siapa Sesungguhnya Justin Bieber?? Dan Bagaimana Sesungguhnya Perjalanan Karirnya?

Lahir di Strartford, Ontario 9 Maret 1994 dan dibesarkan seorang diri oleh ibunya, Pattie Malette, Justin Bieber memiliki bakat dan minat musik yang cukup tinggi. Dia menguasai terompet, piano, gitar, dan drum yang dipelajarinya sendiri sejak kecil. Pada usia 12 tahun, Justin mengikuti kontes menyanyi di kotanya, Stratford, dan memenangkan juara kedua. Sejak itu dia mulai mendokumentasikan penampilannya dan mengunggahnya di Youtube, untuk teman-teman yang tak sempat melihatnya tampil. Pada beberapa videonya, Justin menyanyikan lagu-lagu beberapa penyanyi ternama seperti Usher, Justin Timberlake, Neyo, Chris Brown, dan Stevie Wonder dengan versinya sendiri.

Beruntung, Scooter Braun, eksekutif marketing So So Def yang tanpa sengaja menyaksikan penampilannya di Youtube tertarik pada bakat musikalitasnya. Braun segera mengontak Bieber dan menerbangkannya ke Atlanta, Georgia untuk bertemu Usher.

Tak lama, Usher setuju mengorbitkannya melalui label rekaman Island Record pada Oktober 2008. Untuk memantapkan karir musiknya Bieber dan ibunya pindah ke Atlanta.

Album pertama Bieber yang dirilis pada bulan Juli 2009, MY WORLD, mendapat sambutan cukup meriah. Hit single pertamanya, ONE TIME, yang menampilkan Usher sebagai vocal guest menduduki peringkat 20 besar tangga lagu Kanada dan Amerika.

Single-single yang dirilis selanjutnya mendapat sambutan tak kalah meriah. ONE LESS LONELY GIRL, LOVE ME, dan FAVORITE GIRL, menduduki peringkat 40 besar Hot Bilboard. MY WORLD juga mendapat Platinum dan Golden di Amerika dan Kanada.

Untuk mempromosikan albumnya, Bieber melakukan serangkaian penampilan penting. Saat Natal 2009, Bieber tampil di Gedung Putih di hadapan Presiden Barrack Obama dan istrinya. Bieber juga tampil di MTV dan beberapa acara live lain seperti Saturday Night Live dan Kids Choice Awards.

Selain menyanyi, Bieber juga pernah menjadi presenter untuk Grammy Awards ke-52. Prestasinya dalam dunia musik membuatnya menjadi penyanyi pop solo termuda yang mampu merajai tangga lagu dunia.
Cute Spinning Flower Pink