Selamat Hari Senin!
Hai kamu. Apa kabar?
Mungkin kamu lebih bahagia tanpa aku tapi tidak denganku. Aku yang masih diam-diam mencintaimu
lalu diam-diam mendoakan dan memohon agar dijodohkan denganmu. Itulah doa yang selalu berbisik manja di setiap malam sebelum tidurku atau terselip dalam setiap sujudku.
lalu diam-diam mendoakan dan memohon agar dijodohkan denganmu. Itulah doa yang selalu berbisik manja di setiap malam sebelum tidurku atau terselip dalam setiap sujudku.
Hai kamu. Apa kabar?
Aku hanya ingin bertemu denganmu walau aku tau setiap kita bertemu, aku selalu tak mampu mengucap sepatah kata untuk menyapamu. Aku pasti terdiam dan terkesan bisu dimatamu. Itulah efek samping saat bertemu denganmu tapi aku senang bisa melihatmu tertawa walau lagi-lagi aku tau, tawa itu bukan karena aku. Walau aku tau, tawa itu karena orang lain yang bisa dekat dan terbiasa menghabiskan waktunya denganmu.
Hai kamu. Apa kabar?
Sudah lama aku tidak merasa khawatir karena tidak mendapat kabar darimu. Sudah lama aku tidak merasa was-was saat banyak orang mendekati dan bermanja-manjaan denganmu. Sudah lama aku tidak merasa cemburu saat melihat banyak perempuan yang senang berada didekatmu. Ya, sudah lama..
Hai kamu. Apa kabar?
Aku rindu bermain air hujan denganmu. Kini aku hanya bisa menatap turunnya air hujan atas kuasa cintaNya, aku tak berani bermain air hujan sendirian. Ditemani dengan lagu-lagu sendu klasik aku menatap mereka turun dari langit untuk membanjiri sekitar halaman rumahku. Biasanya tidak, kita selalu bermain dengan mereka dengan gembira.
Hai kamu. Apa kabar?
Aku bukan hanya tak berani menyapamu saat bertemu langsung. Tapi aku juga tak berani menyapamu lewat ponsel kesayanganku. Aku hanya berani membuka timeline twitter yang kamu miliki. Aku tak berani mementionmu. Tak berani...
Hai kamu. Apa kabar?
Aku hanya iri denganmu. Karena kamu begitu disayangi oleh aku. Karena kamu begitu dirindukan oleh aku. Karena kamu begitu diperdulikan oleh aku. Karena kamu begitu dicintai oleh aku. Karena kamu begitu diinginkan oleh aku. Karena kamu..
Hai kamu. Apa kabar?
Aku dengar, kamu sudah sukses dengan dunia yang kamu geluti sejak masa sekolah. Aku dengar, kamu sudah menemukan penggantiku. Aku dengar, kamu sudah bahagia tanpa aku. Aku hanya bisa terdiam bisu mendengar berita yang beredar tentangmu. Aku hanya bingung, aku harus bahagia atau sedih mendengar hal itu. Karena aku masih belum bisa melupakanmu.. Aku belum bisa tersenyum tanpamu..
Hai kamu. Apa kabar?
Kamu adalah sumber kebahagiaanku. Tapi kamu juga sangat berpotensi menjadi sumber ladang air mataku. Sampai detik inipun aku masih bisa tersenyum dan menangis karenamu. Maksudku, karena kenangan diantara kita. Karena dalam sebuah cerita pasti ada kenangan yang selalu diingat. Begitu pula
dengan sebuah cinta pasti ada seseorang yang selalu diingat. Seperti kamu..
Hai kamu. Apa kabar?
Aku ingat sebuah pepatah yang menyadarkanku, "Cinta yang memilih kita bukan kita yang memilih cinta". Aku menangis mendengar pepatah itu. Mungkin aku dan kamu hanya diseret cinta untuk menjadi masa lalu bukan menjadi masa depan. Tak apa, akan ada ganti yang lebih baik bukan? Aku berdiri dan menyatakan bahwa aku sudah berubah. Aku sudah hidup di masaku sendiri. Percaya diri dan yakin atas masa depan yang gemilang karena hidup untuk tumbuh ke atas bukan ke bawah..
"Hai kamu. Apa kabar?
Hai kamu. Apa kabar?
Hai kamu. Apa kabar?"
Aku tersenyum. Termenung melihat semua bayangan masa lalu. Aku sudah bangkit untuk meraih masa depanku. Aku sudah fokus kepada satu titik yang pasti hanya untuk Ridho Tuhanku. Terima kasih karena sudah ada disetiap hembus nafasku Tuhan. Terima kasih. Dan hal yang masih aku ingat dari beberapa pesan kecil dari seseorang yang sempat begitu aku sayang yakni "D-E-W-A-S-A!" Dewasa dalam setiap hal, dewasa dalam keadaan apapun, dewasa untuk mendewasakan hidup!
"Bahagia itu sederhana saat aku mencintaimu dan kamupun rasakan hal yang sama. Tanpa sebuah pengkhianatan dan kita saling membahagiakan."