Hello bloca...
Apa kabar semua? Baik-baik saja bukan? Tentu.
Oke langsung aja, sebenernya bingung juga mau ngebahas apa tapi karena lagi pengen banget menuliskan sepatah ataupun duapatah kata disni jadi aku putuskan untuk menuliaskan hal yang aku inginkan. Yep, kali ini #Randomstory
Dalam waktu 66 hari menuju Ujian Nasional, aku masih merasa kurangnya motivasi diri dan semangat belajar yang baik. Aku masih merangkai kata dengan sederhana, menuju sebuah cerita yang sulit aku tuliskan. Sebuah kata yang dapat membuatku percaya atas kemampuan diriku, tapi aku masih berusaha dan bersemangat untum membangun diri yang baik. Aku masih terpuruk pada satu kesalahan yang sangat menggangguku untuk meraih masa depanku.lagi dan lagi, aku mengeja kata sederhana untuk membangun sebuah istana KEHIDUPAN. aku tau aku masih tertatih sehingga membuatku terdiam di satu lingkaran besar dan tak dapat berjalan karena tak ada dorongan. Aku jenuh, sangat jenuh.
Aku mencoba tersenyum saat hatiku menangis. Aku menangis ketika hatiku tersenyum, ketika hati ini tahu apa yang terbaik namun tak sanggup melakukannya, aku mencoba mengeja satu demi satu kata, menaiki satu demi satu tangga kehidupan, satu demi satu nada musik di hidupku. aku terdiam terpaku menatap garis masa lalu dan berharap semua yang aku lakukan di masa lalu tidak akan pernah terjadi lagi. Semua kebodohan yang aku lakukan tidak akan terjadi lagi. *berharap*
Semester Dua di kelas 12 IPA Unggulan 1 ini, aku kembali ke masa lalu dimana aku masih menghargai arti perbedaan dalam beragama, aku kembali menjadi 'aku saat smp'. Aku kembali mencoba menjadi sosok 'aku' yang sempat hilang terbawa pergaulan remaja sma, aku kembali menjadi aku yang dulu. Sosok aku yang dulu memiliki ketatakrama yang baik, sopan, mandiri, dewasa dan aku yang dulu tidak melakukan hal tercela. Aku kembali menjadi aku yang dulu..
Kau tahu? Banyak orang yang menanyakan perubahanku, dari pihak keluarga terutama. Ayahku memang sangat mendukung perubahanku namun tidak dengan Ibuku. Ibu beranggapan bahwa apa yang aku lakukan akan dapat mengahmbat masa depan dan pergaulanku untuk sekarang ataupun nanti. Aku tahu, setiap perubahan pasti akan menimbulkan pertanyaan dan pernyataan yang sangat akan membuatku merasa 'tidak dihargai'. Ya, aku merasakannya. Aku telah merasakannya, aku merasa tak dihargai tapi kembali pada alasan diri mengapa aku melakukan perubahan seperti ini. Membuat orang lain bertanya-tanya, bukan?
Setiap pertanyaan orang tersebut, aku hanya bisa mengatakan 'Aku bernazar. Aku akan mengikuti keinginan hatik, teman. Tolong dukung aku;-)'
Nazar? Tahukan kamu tentang hal itu? Nazar adalah sebuah janji manusia kepada Allah SWT kerana menghargai
nikmat yang diterima atau mendapat hajat yang dicita. Janji ini wajib ditunaikan. Nazar
mewajibkan atas diri sendiri untuk melakukan sesuatu ibadah untuk Allah SWT yang asal
hukumnya tidak wajib.
Firman Allah s.w.t di dalam Surah al-Haj ayat
29 :
“
|
Kemudian hendaklah mereka
membersihkan dirinya dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazarnya,
dan hendaklah mereka tawaf akan Baitullah (Kaabah) yang tua sejarahnya itu.
|
”
|
Berdasarkan kepada ayat ini jelaslah bahawa
menunaikan atau menebus nazar adalah wajib.
Manakala dalam surah al-Insan ayat 7, Allah swt berfirman yang bermaksud:
Manakala dalam surah al-Insan ayat 7, Allah swt berfirman yang bermaksud:
“
|
(Mereka dikurniakan kesenangan itu
kerana) mereka menyempurnakan nazarnya (apatah
lagi yang diwajibkan Tuhan kepadanya), serta mereka takutkan hari (akhirat)
yang azab seksanya merebak di sana sini.
|
”
|
Maka berpandukan kepada ayat di atas jelas
bahawa kafarah (penebus) bagi nazar adalah seperti berikut:
1.
Memberi makan 10 orang miskin, iaitu dari
makanan yang biasa kamu berikan kepada keluarga kamu.
2.
Memberi pakaian kepada 10 orang miskin
3.
Memerdekakan seorang hamba
4.
Mereka yang tidak mampu melakukan ketiga-tiga
perkara di atas bolehlah berpuasa selama tiga hari.
Oleh yang demikian, bagi mereka yang bernazar
hendaklah menunaikan nazar mereka dan bagi mereka yang terlepas pandang atau
terlupa maka hendaklah ditebus nazar itu dengan melakukan salah satu dari
kaffarah yang dinyatakan di dalam Al Quran.
Aku tidak akan menyebutkan nazar apa yang aku janjikan kepada-nya. yang jelas, aku hanya menunaikan apa yang harus aku pertanggungjawabkan.
"Teman, aku hanya membutuhkan dorongan dalam menjalankan apa yang haru aku lakukan. karena dorongan dan semangat darimulah aku bisa lebih kuat menerima semuanya. Aku butuh kesempatan untuk mengubah diriku lebih baik lagi.Karena aku bukan apa-apa tanpamu."
Post a Comment
-Be nice there
-Ask something? Just ask in the box of things
-U smile, I smile