Hello bloca…
Dalam sebuah memori, aku teringat
tentang masa indah saat aku selalu tertawa, saat aku selalu merasa nyaman, saat
aku tak pernah menangis dan saat itu ialah saat bersama orang yang ku sayangi.
Bukan hanya mereka, tapi juga.. kamu.
Memori yang sulit aku lupakan
hingga akhirnya aku semakin kehilangan bahagia yang biasanya mudah aku raih.
Begitu jauh dari pandangan dan fikiranku sendiri, aku sempat merasa hampa atas
apa yang aku rasa, seperti ada yang hilang. Ya, benar, memang ada yang hilang
namun aku tak pernah bisa mengerti hal apa yang hilang saat ini. Setengah
sadar, aku menghela napasku. Aku memutar ingatanku diawal 2011, semua itu
terasa begitu sempurna saat Tuhan memperbolehkan aku untuk jatuh cinta lagi.
Aku hanya mencoba melupakan apa
yang selalu aku rindukan. Menguburnya dalam-dalam bersama memori masa lalu. Aku
hanya tidak ingin menghabiskan waktuku untuk merindukan hal yang tak pernah
dirindukan dirinya. Aku tersenyum kaku. Memaksa bibirku untuk berkata ‘Aku
bahagia’, selalu bersikap dewasa dan ceria. Tak ada seorangpun yang megetahui
bagaimana rapuhnya aku saat ini, betapa buruknya perasaanku. Inilah keahlian
wanita, ‘Selalu berkata dan bertindak yang berbeda dengan isi hatinya’. Tidak
munafik, aku sempat berharap bias hidup dimasa lalu, masa yang selalu membuatku
tersenyum bahagia.
Aku membuka sebuah album kenangan
yang aku ciptakan sendiri. Begitu banyak kenangan romantis antara aku dan dia,
dulu. Aku berdecak kagum dengan suasana natural yang tergambar dalam foto yang
selalu membuatku merindukan sosok itu. Sangat natural dan menyayat hatiku saat
ini. Itulah kenangan, semakin dalam dikupas akan semakin dalam pula luka basah
itu terbuka, semakin menyakitkan dan semakin dirindukan. Aku tersenyum tipis.
‘Fuih….’
‘Together..together…I wanna show
you my heart’s also true..especially for you..’ Ya lagu itu selalu terekam
jelas dibenakku. Semakin menyayat seuasana hatiku yang klise. Tak jelas.
Hening. Aku diam, berdecak kagum dengan hati dan fikiranku. Hatiku seperti baja
yang semakin merasa sakit akan semakin kuat dalam menerima semua kenyataan
hidup ini, fikiranku semakin tajam menerima semua pesan dan gambaran tentang
masa sekarang lalu membuka jalanmemori masa lalu dan berharap untuk masa depan.
Aku semakin rapuh dengan memori yang selalu membekas dihati ini. Tak ada
semangat baru. Yang aku tau, aku memiliki prinsip baru yang tak orang tau, sisi
terjauh dari diriku, bayangan masa depan.
Matahari semakin menarik
perhatianku untuk terbangun dari masa lalu, menarikku ke dalam kenyataan hidup
saat ini, menggodaku untuk selalu tersenyum riang sama sepertinya, selalu
menyinari dunia. Aku terdiam terpaku tentang apa yang aku bayangkan. Ketika aku
sedih, hanya aku yang mampu menghibur diriku sendiri. Ketika aku bahagia, hanya
aku yang mengerti begitu indahnya duniaku saat itu. Ketika aku merasa tertatih,
hanya aku sendiri yang mampu menopang sakitnya pilu dunia. Ketika aku berdiri
dan jatuh, aku juga yang mencoba bangkit dan berjalan lagi. Tak ada orang lain,
ya hanya aku, aku seorang diri.
Sempat merasa kesal karena aku
merasa diriku berubah menjadi sangat pendiam dan tertutup. Mencoba
menyembunyikan semua yang aku rasakan. Akupun merasa khawatir, aku hanya takut
aku tak bias mengontrol emosi dan akhirnya meledak.. hancur.. dan tak tersisa.
Aku hanya takut kehilangan aku yang ceria. Perlahan tapi pasti, aku mencoba
mengubah pola pikirku menjadi lebih baik lagi. Aku ingat wajah bijaksana
Ayahku, aku sangat mencintainya. Aku ingat seorang psikolog yang berkata bahwa
kedekatan seorang anak dengan ayahnya akan mempengaruhi masa depan anak
tersebut menjadi lebih baik, khususnya untuk anak perempuan.
Senyumku mengembang. Ayahku
adalah inspirasi yang tak terhingga. ‘Ayah.. ayah… ayah… ayah..’ aku mengulangi
kata ‘Ayah’ hingga tak terdengar oleh telingaku dan hanya bias didengar oleh
hatiku. Aku tersenyum simpul. Aku kembali memfokuskan diriku yang nyaris hilang
tak tersisa. Mencoba menjadi gadis periang yang tak bias ditebak oleh orang
lain, gadis misterius kesayangan ayah.
Tiba-tiba saja saat semuanya terasa
baik, aku teringat sosok yang masih begitu akrab dengan hatiku. Ya Tuhan.. Aku
begitu merindukannya. Tidak munafik, itulah kebenaran yang aku rasakan, aku
hanya merasakannya dan tak pernah mencoba untuk mengatakannya. ‘I will be
waiting for you.. here inside my heart.. I am the one who wants to love you
more… ‘
Ya, hanya kalimat itu yang benar-benar
mewakili perasaanku saat ini. Entah mengapa, semakin aku mencoba melupakannya,
aku semakin merasa sakit. Semakin aku merasa sakit, aku semakin ingin bahagia
dengannya. ‘Semakin aku melihat masa lalu, semakin tak menentu yang aku rasa…’
Ya begitulah kutipan Adera Ega dari lagunya yang berjudul Lebih dari Indah.
Lebih dari sebuah kata yang aku
tuliskan kali ini. Benar, aku merindukanmu tapi aku tidak akan pernah
mengatakan rinduku ini kepadamu. Setidaknya, sampai nanti saat aku bisa
mengontrol emosi dan perasaanku. Saat aku benar-benar pantas untuk berbicara
hal ini terhadapmu. Semoga Tuhan selalu merindhoi apa yang aku rasa dalam batas
yang sudah jelas. Tuhan, terima kasih atas perasaan indah ini, aku akan mencoba
menjaganya sesuai dengan yang Engkau minta kepadaku selaku hambaMu.
TEST
ReplyDelete@Anonymous what's wrong?
ReplyDelete