Welcome back with me!
I’ll share anything what I had
for a long time until I feel down here;”>
Oke, kali ini gue akan bahas
tentang ‘Ayah’, kenapa? Karna Ayah buat gue segalanya. Selama gue hidup sampai
detik ini, Ayah yang paling mengrti gue. Sebelum ini, gue ga pernah ngerasa
senyaman ini sama Ayah. Dulu gue beranggapan kalo Ayah itu sangat
overprotective dan ternyata gue baru sadar akan apa yang dia lakuin buat gue,
adik gue, kakak gue. Gue sadar selama ini, gue uda bener-bener egois uda ngomong
kalo Ayah Cuma bisa main sepihak aja ngatur hidup gue, padahal dia sangat
mengatur untuk kebaikan gue, masa depan gue.
Lo tau? gue nyesel! Nyesel
banget……………..Sampai akhirnya gue inget akan semua yang Ayah torehkan buat gue,
dari gue lahir sampai berumur 17 tahun ini. Well, gue mau cerita tentang
pernyatan Ayah, tentang perasaan seorang Ayah…yang selalu bisa ngebuat gue
bener-bener ngerasa kuat!
Well, saat ini gue lagi listening
music nih, lo tau lagu apa? Lagu taylor swift yang if this was a movie huah nangis yuk wkwk-_-
Lanjut, hari ini tanggal 15
Desember 2011 gue libur dan Ayah pas banget lagi istirahat, gue ngeliat dia
yang semakin tua tapi masih banting tulang mencari uang untuk keluarga. Baru
kali ini, gue tatap mata bahkan bisa sedekat ini sama Ayah, ia terlihat begitu
lelah dan banyak pikiran. Gue emang gatau dia lagi mikirin apa tapi kayanya
berat banget…. Sekejap gue langsung termenung, memikirkan sebuah mimpian yang
mungkin akan tertunda. Yah, gue tarik nafas dalam-dalam dan kembali melihat
tatapan tajam Ayah. Tiba-tiba Ayah menanyakan soal rencana gue kuliah dan
bidang studi apa yang mau gue pilih.
“Uda ada fikiran buat ambil bidang studi apa de? Jangan sampai salah
ambil bidang studi nanti kamu nyesel dan minta pindah bidang studi, Ayah gamau
kamu kaya gitu ya!”
Lo tau? gue langsung galau kalo
ditanya soal ini, karna sampai saat ini gue masih bingung mau masuk apa. Mau
ngejalanin apa yang Kakek gue pesenin atau mengejar keinginan gue sendiri.
Well, gue langsung jawab begini,
“Nitasih pengennya ambil Tekhnik Informatika atau engga Kimia Analisis,
yah. Uhm tapi belum tau pastisih, nita juga pengen ambil sekretaris atu engga accounting,
yah. Aku bingung”
“Jangan bingung de!
Kamu yakin mau ambil kimia? Kimia analisis? Yakin bisa ngejalanin ga nanti pas
kuliah??”
“semoga, yah!”
Gue masih termenung dan Ayah memotong jalan
fikiran gue dalam sekejap. Banyak banget pesan yang menyatakan kalo dia ga
setuju gue kuliah di luar kota. Gue tau gue perempuan dan Ayah ga mugnkin
ngijinin gue untuk kuliah di luar kota. Gue tau, tapi gue harus ngebangun
keyakinan Ayah tentang keinginan gue, gue harus bangun kepercayaan dia mulai
detik ini.
Hmm, Ayah itu pahlawan gue. Yah,
dia segalanya buat gue karna menurut gue saat ini yang paling perduli sama gue
Cuma dia. Nyokap? Udahlah gausah dibahas dulu yahJ
Tiba-tiba dia ngasih pesen gini
ke gue,
“Kalo mau kuliah negri yang bagus terus juga deket sama rumah kita, di
UNJ aja de. Kan disitu juga bagus, deket sama rumah kita juga kan? Ayahsih
yakin kamu bisa masuk! Kalo mau di daerah, yah kamu di purwokerto aja,
universitas disana kan bagus dan lingkungannya juga masih baik. Kalo kamu pilih
jogja, Ayah gayakin ya sama kamu apalgi kamu masih bisa kebawa arus negative
disana lagi. Yah kamu tau kan maksud Ayah? Ayah Cuma takut kamu kebawa
pergaulan disana, apalagi kamu perempuan lagi.”
Apa gue bilang? Padahal gue mau
nyoba UGM guys wkwk-_- belom juga bilang kalo gue uda fix mau pilih ke sana eh
udah dikasih pengertian kaya gitu. Duh, Ayah tuh kebiasaan yah..gue belom ngomong
apa-apa tentang Universitas Negri yang mau gue ambil eh udah ketebak duluan
hadeh..
Belom lagi, Ayah bilang gini.
“Jangan terlalu cinta sama laki-laki yah de. Laki-laki itu sama aja, dia
pasti akan minta apa yang dia mau. Dan Ayah mohon, kamu jangan sampai terlalu
cinta sama laki-laki. Sekarang, buatlah seorang laki-laki yang dengan tulus
mencintai kamu apa adanya, buat dia mencintai kamu lebih dari dia mencintainya
diri sendiri. Ayah yakin, dia pasti akan dengan sabar, tanggung jawab dan
menjaga kamu dengan baik! Jangan sampai kebawa arus ya sayangJ”
Gue mikir, lah? Ayah kan
laki-laki? Wkwk Ayah gamau nih gue macem-macem sama laki-laki. Yah, gue juga
punya prinsip kali, yah. Gue gaakan ngelakuin hal yang ngebuat Ayah kecewa kok.
Gue sayang ayahJ
Kalo bisasih, gue dapet pacar atau calon suami yang kaya Ayah. Ayah tuh
sempurna banget dimata gue. Dalam bisikan angin, dalam hati terbersit:
“YaAllah jagalah ia di dunia dan di akhirat. yaAllah berikan Ayah
kesehatan sehingga ia bisa menjadi saksiku nanti. Berikanlah kesempurnaan hati
untuk Ayah. Kuatkanlah hati Ayah, berikan ia seribu kesabaran atas masalah yang
menimpanya saat ini. Amin”
Untuk Ayah:
Ayah, kaulah segalanya untukku.
Tanpa kekuatanmu, aku tak bisa menopang kakiku yang lemah
ini.
Tanpa kesabaranmu, aku tak bisa bersyukur atas segala nikmat
dari Allah.
Tanpa senyumanmu, aku tak bisa lebih bersemangat menghadapi
hariku.
Tanpa doamu, aku tak bisa selamat di dunia dari orang yang
jahat.
Tanpa pengertianmu, aku tak bisa berkata tidak pada orang
lain.
Tanpa kerendahan hatimu, aku tak bisa melihat orang-orang
disekelilingku.
Tanpa keringatmu, aku tak bisa menghargai dirimu.
Tanpa amarahmu, aku tak bisa tau seberapa besar kau
mencintaiku.
Tanpa kesedihanmu, aku tak bisa merasakan apa yang kau
rasakan.
Tanpa sindiranmu, aku tak bisa kuat melawan arus di dunia
luar sana.
Tanpa sindiranmu, aku tak bisa tau betapa angkuh dan
sombongnya aku saat berada di atas.
Ayah, you are my everything. I love you, Ayah!
Aku tau ayah, aku belum bisa membahagiakanmu tapi aku
berjanji, aku akan membahagiakanmu suatu hari nanti dengan karya terindahku
untukmu! Aku berjanji!:)
Note:
Mulai saat ini, sayangilah orang tuamu. Sayangi mereka,
terlebih ibumu. Sejelek dan seburuk apapun orangtuamu, merekalah yang telah
susah payah mendidikmu hingga kau besar nanti. Turutilah apa yang dia mau,
karna apa yang dia mau saat ini adalah melalui masa lalu mereka yang telah
menyia-nyiakan orang tuanya dahulu. Mereka tak ingin kalian menjadi seperti
mereka, mereka ingin kalian menjadi yang lebih baik daripada apa yang mereka
dapatkan dahulu. Percayalah, itu semua untuk kebaikanmu! Jadilah batu karang
saat mereka marah, jadilah mutiara saat mereka menjadi tanah, jadialah bintang
saat hati mereka gelap, jadilah embun apagi saat mereka butuh kesegaran,
jadilah udara sebagai nafas hidup mereka. Katakan pada mereka, ‘KAU TELAH
MENGERTI RASANYA MENJADI MEREKA’, katakan ‘KAU MENCINTAI MEREKA’, katakan
‘MEREKALAH SEGALANYA’. Karena yang
menentukan hidup kita hanyalah diri kita sendiri, bukan orang lain. Karna
keluarga, teman dan rekan seperjuangan hanyalah sebagai pelengkap hidupmu,
bukan sebagai penentu hidupmu. Sekarang, apakah kau sudah yakin akan dirimu dan
masa depanmu? Jika sudah, ‘TERSENYUMLAH dan selamat menciptakan mahakarya yang
luar biasa’. Salam, AnitaJ
Post a Comment
-Be nice there
-Ask something? Just ask in the box of things
-U smile, I smile