source: Google
Senyuman itu berubah menjadi tangisan. Menyebabkan sebuah luka yang tak pernah terbayangkan dibenaknya. Senyuman yang indah itu sirna hanya karena sebuah keterbukaan semata. Membuatnya semakin terluka dengan kisah lama. Memaksanya untuk tetap tegar terhadap beberapa kisah dihidupnya.
Aku menatap matanya dalam. Perlahan tapi pasti, menginginkan sebuah senyuman yang mengalun indah di setiap tawanya. Namun ternyata itu tak pernah semudah yang aku bayangkan. Aku hanya ingin selalu ada untuknya, selama yang aku bisa.
Tiba-tiba aku melihatnya pergi dengan setangkai mawar yang selalu ada di meja riasnya. Ia memegangnya erat diatas dadanya. Aku terbelalak ketika aku melihat ia menghancurkan bunga mawar yang selalu dijaganya. Ia menangis. Lalu berlari ke arahku dan berkata, "Aku menyayanginya. Tapi aku terlambat". Mendadak aku bisu didepannya. Aku hanya mampu memeluknya, menghapus air matanya dan mencoba membuatnya tersenyum setiap saat.
Ia begitu menyukai mawar. Ia selalu berkata ia ingin menjadi seperti mawar karena mawar itu cantik dan tidak sembarang orang bisa memetiknya. Mawar memiliki duri sebagai pelindung kehidupannya. Ya begitulah keinginannya sejak kecil. Menjadi mawar yang cantik dan memiliki duri tajam yang mampu melindunginya. Namun saat itu aku melihat ia menghancurkan hal yang sangat penting baginya. Aku sadar, ia benar-benar terluka saat itu. Aku hanya tak berani untuk menanyakan masalahnya, aku hanya ingin ia melupakan masalahnya dan menjadi dirinya yang seperti biasa.
Malam itu hujan turun. Ia datang ke rumahku dengan basah kuyup. Ia berkata, "Aku ingin bermain hujan denganmu malam ini". Aku memang tak pernah bisa menolak keinginannya, aku mengikutinya bermain hujan. Aku beranggapan, itulah caranya ia menghibur dirinya sendiri. Aku hanya memaninya. Tak lama hujan itupun berhenti.
Bintang-bintang mulai bermunculan di langit malam itu. Ia hanya mendongak dan berkata, "Ah terima kasih untuk hari ini". Ia memang selalu begitu, ketika perasaannya sudah membaik ia akan kembali seperti biasanya. Aku sangat paham dengannya, itulah ia. Ia memang mengesalkan tapi sangat mudah dirindukan.
Mawarnya, Kisahnya..
Mawar dijadikan simbol dalam hidupnya. Dijadikan sebuah harapan dalam hidupnya. Dijadikan kisah yang akan dikenang oleh setiap orang yang mengenalnya. Ia adalah mawar dalam kisah setiap orang yang mencoba memahami kisahnya. Kamu memahami kisahnya? Maka kamulah yang menjadi mawarnya. Karena tulisan ini adalah tulisan yang memerlukan kepandaian dalam menganalisis siapa mawar dan dia yang aku ceritakan dalam kisah ini. Ketika aku yang membacanya maka aku memiliki dua peran disini, sebagai dia dan mawar. Mawarmu, kisahmu..
Yang aku tau, mawar selalu bisa membuat orang tersenyum. Yang aku tau, mawar selalu memiliki kesempatan membuat orang terluka. Itulah mawar, mawar dalam dunia kita adalah manusia. Manusia yang mungkin bisa lebih menyakitimu. Mawar itu ada pada dirimu sendiri. Mawar yang selalu dirindukan oleh orang lain. Mawar yang indah dan hidup.